TORAJA

TORAJA

Toraja berasal dari kata to riaja berarti orang dari dataran tinggi. Orang Toraja menyebut diri mereka to raya, orang besar turunan raja. Toraja memang identik dengan eksotisme alam pegunungan dan warisan kebudayaan megalitik yang menarik.

Toraja berjarak sekitar 350 kilometer sebelah utara Kota Makassar. Terletak di dataran tinggi Sulawesi Selatan bagian utara, tepatnya di jajaran pegunungan Kambuno dan Latimojong. Karena itu, pemandangan alam Toraja sangat memukau, bergunung-gunung, hijau, dan berhawa sejuk.

Ada dua kota besar di Toraja, yaitu Makale dan Rantepao. Makale adalah Ibu Kota Kabupaten Tana Toraja, karena itu berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Sedangkan Rantepao adalah pusat bisnis dan perdagangan. Kedua kota itu berada dalam jalur trans-Sulawesi yang menghubungkan Kota Makassar, Kota Parepare, dan Kota Palopo.

Kebudayaan penduduk asli Toraja yang unik sangat dipengaruhi kepercayaan asli mereka dulu kala, yaitu Aluk To Dolo' yang bersifat animistis. Namun karena pemerintah Indonesia tidak mengakui animisme sebagai kepercayaan, penduduk Toraja sekarang memeluk Protestan 65.15 persen, Katolik 16.97 persen, sisanya Islam dan agama lain. Namun, ada masyarakat Toraja yang masih mempertahankan sebagian ritual atau upacara adat warisan Aluk. Aluk To Dolo’ dan agama-agama "baru" yang mereka anut itu sedikit banyak mengalami akulturasi. Terutama dengan Protestan dan Katolik. Ritual adat itu digelar hampir sepanjang tahun.

Ada dua upacara besar yang menarik perhatian dunia pariwisata, yaitu upacara kematian (rambu solo) dan upacara kegembiraan (rambu tuka).

Kekerabatan (kesatuan adat) dan tongkonan (rumah adat) adalah unsur terpenting dalam sistem sosial Toraja yang komunalistis. Atas nama kekerabatan, masyarakat Toraja membangun hubungan dengan kelompok lain. Setiap kekerabatan disimbolkan oleh keberadaan tongkonan. Ada 32 kekerabatan dan setiap kekerabatan memiliki strata sosialnya masing-masing. Strata sosial menentukan pola hubungan di antara mereka.

Toraja merupakan daerah pegunungan, berbukit, dan berlembah. 40 persen dari total luas wilayahnya berada pada ketinggian antara 150 hingga 3.000 meter di atas permukaan laut. Karena itu seluruh wilayah Toraja berhawa sejuk dengan temperatur suhu antara 15-28 derajat celcius.

Dari segi Kuliner tor
aja terkenal dengan kopinya. Cita rasa dan aroma harumnya yang khas. Konon lebih keras dari kopi Sumatera dan Bali serta telah menyebar ke seluruh dunia. Ada dua jenis kopi yang ditanam penduduk, robusta dan arabica.

Akses menuju ke Toraja :
Toraja dapat dicapai dengan dua cara, yaitu melalui udara dan darat.
  • Melalui udara, tersedia pesawat perintis dari Makassar, dengan frekuensi penerbangan tiga kali seminggu. Operator pesawat adalah Dirgantara Air Service (DAS). Mengoperasikan pesawat Cassa berkapasitas 26 penumpang. Makassar-Toraja ditempuh dalam 60 menit.
  • Sementara perjalanan darat dapat ditempuh dari Kota Makassar dengan bus kelas ekonomi (tanpa AC) atau nonekonomi (dengan AC). Wisatawan dapat berangkat dari Terminal Daya atau pool-pool bus di dalam Kota Makassar. Ada pula mobil travel yang disediakan agen-agen perjalanan wisata. Perjalanan darat ditempuh dalam waktu 6-7 jam.
FOTO-FOTO :

Kuburan Bayi Kambira

Kuburan Gua Alam Londa

Kuburan Batu Lemo

Rambu Tuka

Rambu Solo



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentarnya


Translate

English French German Spain

Italian Dutch Russian Brazil

Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by Google